Mengubah Nasib dengan Kerja Keras
Lloyd Chen, 17 tahun, berasal dari keluarga sederhana. Begitu sederhananya sampai-sampai ketika lulus SMA dari Laguna Creek High School, Elk Grove, California, baru-baru ini, ibunya tak punya biaya untuk pesta perpisahan.
Namun di acara wisuda sekolahnya, Mei 2013, ia justru terpilih mewakili teman-temannya untuk memberikan pidato perpisahan. Pidatonya menarik perhatian yang membuat hadirin di acara itu tertegun. Salah satu ucapannya yang paling memukau adalah kalimat bijak, “Adalah pilihan Anda untuk mendapatkan kehidupan yang sesuai keinginan,” katanya. Kata-kata itu tak hanya menyengat semangat teman-temannya tetapi juga menyentuh hati para orangtua siswa yang hadir.
Chen terpilih untuk berpidato karena prestasinya yang luar biasa. Di sekolahnya itu ia mendapatkan nilai rata-rata GPA (Grade Point Average) SMA-nya 4,79 dari maksimum 5,00. Ini memang bukan GPA tertinggi di AS. Tetapi dengan modal itu, ditambah surat lamaran yang ditulisnya, membuat Chen diterima di sembilan universitas top AS melalui program beasiswa penuh.
Dalam surat lamarannya, Chen menulis tentang dirinya dan keluarganya. Ia bercerita tentang betapa sulit kehidupan yang dijalani keluarganya setelah ayahnya meninggalkan mereka. “Seumur hidup saya, saya tumbuh tanpa kemewahan. Saya tak butuh baju bagus. Saya tak perlu bimbingan tes bergengsi. Bahkan saya tak butuh seorang ayah,” tulisnya. “Tetapi saya memiliki sesuatu yang lebih berharga dari kemewahan: fondasi untuk tumbuh dan berkembang. Keadaan sulit saya tidak membuat saya jatuh terpuruk. Malah sebaliknya, membuat saya tumbuh lebih kuat."
Sembilan universitas top AS yang menerima Chen adalah Harvard, Yale, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Princeton, Stanford, UCLA (University of California Los Angeles), UC (University of California) Berkeley, UC San Diego, dan UC Davis. Banyak siswa yang terkagum-kagum mendengar kabar itu karena jangankan diterima di kesembilan universitas itu, untuk bisa diterima di salah satunya saja susahnya setengah mati. Apalagi ini beasiswa penuh. Ada yang memperkirakan, jika kesembilan nilai beasiswa itu digabungkan, maka kumulatif beasiswa yang diterima Chen sebesar US$3 juta atau sekitar Rp28,5 miliar.
Mana yang kemudian ia pilih? Chen memilih Harvard. “Saya memimpikan sekolah di Harvard sejak usia delapan tahun,” katanya. “Itu impian yang menjadi kenyataan,” ia melanjutkan.
Sumber: Andrie Wongso
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi
0 Response to "Mengubah Nasib dengan Kerja Keras"
Post a Comment