Mimisan di Tanah Suci
Siapa yang tidak panik, melihat mimisan yang dialami, seperti tidak wajar. Darah terus mengucur dengan deras melalui hidung. Tidak tanggung-tanggung, yang keluar diperkirakan sekitar satu kantong donor darah. Teman-teman memberikan pertolongan secepatnya, dengan memiringkan tubuhnya biar aliran darah tidak masuk ke lambung. Juga berusaha mengentikan dengan memencet hidung, justru darah itu, keluar dari mulut. Hampir seluruh pakaian yang dikenakan berdarah. Pada akhirnya, setelah sekitar 10 menit berhenti dengan sendirinya. Peristiwa ini terjadi tahun 2006 di Madinah Al Munawaroh Saudi Arabia.
Awalnya, saya berfikir karena udara di Madinah sangat dingin, menyebabkan pembuluh darah di hidung beliau pecah, ato beliau menderita hipertensi. Nyatanya, darah yang keluar seperti belum pernah saya lihat sebelumnya.
Yang membuat semua orang heran adalah, Bapak Haji Pangi demikian orang-orang memanggilnya, justru senyam-senyum tanpa ekspresi kepanikan. Malah Beliau bilang ndak apa-apa.
Barulah setelah hampir 5 tahun berlalu, Beliau bercerita panjang lebar, ketika kemarin saya bersilaturrahim ke show room mobil miliknya. Bernostalgia masa itu, beliau menceritakan hal yang berkaitan dengan mimisan yang di alami. "Mimisan itulah yang membuat saya seringkali harus selalu merasa bersyukur" begitulah Beliau mulai mengisahkan. "Kenapa demikian, Ji " "ceritanya panjang"
Beliau sambil mendesah. "Sejak di Mekah, saya tiap saat berdo'a agar semua jenis "kekotoran hidup" yang telah menyatu dalam hati, daging dan darah akan dikeluarkan.
Saya ingin bertaubat nasuha dari masa lalu yang kelam". "Alhamdulillah, Alloh SWT telah mengabulkan do'a saya di Madinah. Kejadian mimisan yang di luar kewajaran itulah yang saya menilai sebagai jawaban atas do'a-do'a saya selama di tanah air dan khususnya di Tanah Suci Mekah. Saya merasa sejak saat itu semua beban hidup yang menggelayuti lebih dari 30 tahun, telah lepas dari hidup saya hingga saat ini. "30 tahun ?" hanya itu yang bisa saya tanyakan, karena saat beliau menceritakan ini, ada yang tersentak dari pikiran saya, karena saya tidak pernah menduga bagaimana masa lalu beliau. "Hampir 24 tahun saya menjadi pemasok dan pemakai aneka jenis minuman memabukkan untuk 3 kabupaten. Bahkan tiap hari saya 'mendhem'. Pokoknya, masa lalu saya, menjadi orang yang bubrah, jauh dari Alloh. Hanya saja, saat itu, saya meminta pada Emak (Ibu Beliau), supaya setiap selesai sholat agar dido'akan bisa terlepas dari kehidupan seperti itu, bisa sholat kembali, dan bisa bekerja jauh dari barang memabukkan, dan cita-cita terakhirnya pingin naik haji. "Alloh SWT Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dengan sabar Emak terus mendo'akan saya, sampai tahun 92 saya sudah tidak lagi berjualan minum keras dan Alhamdulillah tahun 99, saya benar-benar terlepas dari semua jerat kehidupan kelam masa lalu.
Alhamdulillah, saya telah menjadi mantan orang ndak karuan. Luar biasanya, sejak itu Semua pikiran tentang masa lalu seperti tertutup, bahkan saya diberikan banyak kemudahan dalam mencari rejeki. Sampai puncaknya, bisa berangkat haji bersama Emak tahun seperti yang saya angankan selama ini.
Saat ini yang saya lakukan adalah selalu bersyukur atas semua nikmat ini. Semoga Alloh tetap memberikan kekuatan dan istiqomah dalam menjalani hidup" "Amin ... Subhanalloh ... " hanya itu yang selalu keluar dari mulut saya. Hati ini benar-benar berdegup ketika mendengar semua penuturan beliau. Begitulah jika Alloh Ta'ala telah berkehendak pada hambaNya. Banyak hal yang bisa saya serap dari cerita beliau, tentang makna hidup, bagaimana taubat yang nasuha, do'a yang ikhlas dari orang tua, serta rasa syukur atas segala nikmat yang selalu mengalir ke kita.
Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan di dunia dan akhirat" Wallahu a`lam bish-shawab, semoga bermanfaat
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi
0 Response to "Mimisan di Tanah Suci"
Post a Comment