Kisah Anak Yatim Piatu yang Berjuang Jadi Kuli Jinjing di Pasar Anyar Bogor
“Bu saya mau dech dibayar berapa aja, untuk nambahin beli buku sekolah…”
(Sebuah kisah nyata seorang anak yatim piatu)
Pagi itu seperti biasa aku bersiap untuk pergi ngantor tiba-tiba kriing…dering telepon berbunyi..”AA maaf teteh mau minta tolong, nanti sekalian AA berangkat kerja nebeng sampai Salabenda, mau bawa Keysa ke dokter dia buang-buang air, juga Raihan demam... Inalillahi, bisa! InsyaAllah sebentar ya siap-siap dulu jawabku singkat. Makasih ya A sebelumnya…Adik kedua saya meminta bareng untuk membawa anak ketiganya ke dokter…”duh penyakit bisa kompakan gini” fikirku….mungkin musim pancaroba yang membuat sistim daya tahan tubuh menurun dan makanan yang kurang terjaga kondisinya, apalagi tubuh anak-anak yang masih sangat rentan.
Singkat cerita Adik dan keponakanku pun rombongan terangkut pake si Jupi (motor Jupiter keluaran 2004 yang sudah banyak jasanya nan setia), diperjalanan adik saya bercerita “A, kemarin teteh ke Pasar Anyar belanja, ada seorang anak kira-kira seumuran kelas 5 SD, ngeliatin aja sambil berucap..”bu belanjaannya saya bantu bawa ya..” Teteh jawab gak usah dek terimakasih, saya masih bisa bawa sendiri. Tapi si anak itu tetep diem dan jongkok di dekat teteh dengan tampang memelas dan pakaian sedikit kumel sambil terus nungguin teteh beres belanja dia berkata lagi…”Saya bantu ya bu, saya mau dech dibayar berapa aja, untuk nambahin beli buku sekolah..”
Deg hati teteh tertegup mendengar penuturan lugu anak itu A, “Ya udah dek tolong angkut plastik yang bisa kamu tenteng ke angkot” kata teteh, spontan anak itu langsung menyambar semua plastik belanjaan dengan wajah yang riang. “Dek nama siapa?Tinggal dimana?Orangtua kerja apa?”Kata teteh menelisik dia dengan berbagai pertanyaan.
“Nama saya Egi bu, tinggal dengan Ua saya seorang di Ciwaringin. Suami ua udah meninggal, orangtua saya juga sudah meninggal semua, ibu saya meninggal karena batuk berdarah…”tuturnya sedih sambil nerawang kosong kedepan A.
“Inalillahi wainnailaihi rajiuun…berarti anak itu yatim piatu teh?” kataku meyakinkan diri. Iya A, Egi sekarang dirawat hanya oleh uwanya. Tiap hari sepulang sekolah Egi selalu ke pasar untuk membantu mencari nafkah atau hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, tiap hari juga iya selalu bawa sarung untuk selalu menjalankan kewajiban sholat walau ada di pasar.
Allahuakbar! Tak terasa air mata ini meleleh keluar, ya Allah sungguh aniayanya hambaMu ini yang telah menelantarkan anak yatim, hingga mereka harus berjuang keras untuk hidup mereka dimasa seharusnya masih dalam belaian kasih sayang orang tua dan orang-orang terdekat mereka. Hamba yang sibuk dengan urusan sendiri dan keluarga seolah buta pada kesulitan mereka. Ya Allah, hambaMu ikhlas dan ridho, rezeki hamba Kau kurangi asal Egi dan anak yatim piatu lainnya dapat jaminan kebahagian dariMu.
Mohon ampunanMu atas diri ini yang dhoif, jauhkan hamba dari orang yang mendustakan agama sebagaimana Engkau serukan pada umat manusia dalam Q.S. Al Ma’un, ayat 1-7 “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ , dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.
“Teteh punya alamat lengkapnya Egi?”tanyaku, “Ada A, Egi sendiri yang menulisnya lengkap, teteh juga hari ini mau nemuin dia lagi di pasar, katanya dia gak punya tas, kebetulan ada tas Daffa yang sudah tak terpakai mau teteh kasihkan sama dia.”jawab adikku “Nanti sore A minta alamatnya, insyaAllah setelah ngantor mau kerumahnya besok Sabtu, tolong ingetin ya”. “InsyaAllah A”
Itulah sekelumit cerita pagi, semoga rahmat, rezeki, hidayah dan inayah Allah SWT selalu meliputi orang-orang duafa, anak yatim piatu, serta orang-orang yang kekurangan serta teraniaya. Satu hal yang perlu kita ingat, bahwasannya di sebagian harta kita, ada hak bagi masyarakat duafa dan anak-anak yatim piatu.
Semoga Ramadhan yang akan kita masuki menjadi wahana dalam menata hati dan nurani kita, untuk meringankan gerak langkah membantu mereka. Kita tidak akan pernah menjadi miskin dengan berbagi, sebaliknya Allah SWT akan melimpahkan rezeki sebagaimana firman-Nya dalam Q.S 34 ayat 39: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi
0 Response to "Kisah Anak Yatim Piatu yang Berjuang Jadi Kuli Jinjing di Pasar Anyar Bogor"
Post a Comment