Idul Adha di Negeri Ratu Elizabeth

Idul Adha, Inggris, Qurban, Cerita, Motivasi, Inspirasi, Renungan

Saat itu, seluruh muslim di United Kingdom merayakan Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah. Ribuan muslim berbondong-bondong memenuhi masjid-masjid yang ada di United Kingdom, termasuk di Glasgow, tempat saya menimba ilmu.

Ada dua masjid yang biasa dipakai untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan Idul Fitri, yaitu Glasgow Central Mosque dan Masjid Al-Furqan.

Pagi itu, ditemani hujan rintik, saya bersama teman-teman pelajar dari Indonesia bergegas menuju Glasgow Central Mosque. Masjid terbesar di Skotlandia ini memang menjadi tujuan utama para muslim di Glasgow dalam melakukan Ibadah shalat Idul Adha. Bangunannya yang luas dan megah mampu menampung ribuan jamaah.

Tapi ada hal yang berbeda antara tata laksana shalat Idul Adha di Glasgow dengan kita di Indonesia. Shalat Idul Adha di sini dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama pada pukul 7.15, kedua 9.15, dan ketiga pada pukul 10.30 waktu setempat. Sedangkan di Indonesia, termasuk di Aceh, shalat Id dilaksanakan serentak hanya dalam satu waktu saja (satu sesi saja).

Menariknya, pada setiap gelombang masjid ini selalu ramai oleh jamaah yang hendak menunaikan shalat. Ini membuktikan bahwa muslim di negara Ratu Elizabeth ini memang cukup signifikan jumlahnya.

Setibanya di masjid, saya dan jamaah wanita lainnya disambut hangat oleh panitia yang beseragam hitam, namun terlihat begitu cantik dan santun. Dengan ramah mereka mengarahkan kami ke dalam masjid dan khusus Jemaah wanita berada di lantai dua. Keberadaan personel-personel panitia ini sangat membantu menjaga kenyamanan ibadah shalat Idul Adha. Terlebih ketika mereka menyediakan cokelat dan permen untuk anak-anak kecil. Hal ini terbukti, anak-anak lebih tenang dan tidak berisik karena sibuk dengan permen dan cokelat yang dia peroleh, sedangkan jamaah lainnya tidak terganggu oleh suara mereka.

Sebelum shalat dimulai, imam masjid berkhutbah tentang sejarah Nabi Ibrahim as, kisah tentang keikhlasan seorang ayah mengurbankan anaknya semata wayang karena kecintaannya kepada Allah Swt. Ceramah yang disampaikan dalam bahasa Inggris ini juga menjelaskan bagaimana cara menyembelih hewan kurban sesuai dengan syariat Islam.

Dalam syariat Islam, penyembelihan hewan harus menggunakan pisau yang tajam. Tidak dianjurkan untuk melakukan metode pemingsanan seperti kebanyakan masyarakat Inggris lakukan terhadap ternak yang hendak mereka konsumsi. Walaupun tujuannya untuk mengurai rasa sakit terhadap hewan ternyata secara kesehatan metode Islam jauh lebih baik. Karena ketika hewan disembelih dengan pisau tajam, darah akan tertarik dan terpompa oleh jantung secara maksimal dan menghasilkan daging yang lebih sehat. Intinya, penyembelihan secara Islam ternyata lebih maslahat.

Setelah khutbah berakhir, jamaah yang hadir pun serentak berdiri untuk menunaikan shalat Idul Adha. Suara lantunan iman masjid yang indah dan jelas membuat shalat berlangsung lebih khidmat.

Setelah shalat selesai, kami melantunkan takbir bersama-sama dan saling bersalaman. Kemudian jamaah berangsur meninggalkan area masjid yang sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1984.

Tidak terlihat ada prosesi penyembilhan hewan kurban di area Glasgow Central Mosque. Proses penyembilhan justru dilakukan di rumah khusus penyembelihan hewan dan dagingnya dibagi-bagikan kepada orang yang membutuhkan.

Selain itu, sumbangan-sumbangan untuk pembelian hewan kurban juga didistribusikan ke negara-negara berkembang seperti Bangladesh, Pakistan, Palestina, Kenya, dan lainnya.

Idul Adha kali ini sungguh memberikan pengalaman yang sangat berharga. Betapa indahnya dapat bersilaturahmi dengan seluruh muslim dari berbagai negara hanya di sebuah masjid. Selamat Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.

[email penulis: caklim@200@caledonian.ac.uk]
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi

0 Response to "Idul Adha di Negeri Ratu Elizabeth"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel